High Five
Jumat, 22 Februari 2013
Senin, 14 Januari 2013
Ngeluh
kuli, gawe, nganime, sama sambilan. kapan saya bisa nulis....
padahal waktu main - main udah di kurangi dari waktu nyatet materi di kelas sampai tidak ada sama sekali.
masa harus jd pecundang yang minta biaya idup ama bokap. ogah dah.
Selasa, 09 Oktober 2012
Laporan
dengan berat hati saya menyudahi ceritanya.
end yg terjadi sebagai berikut
jiyuu di penjara seumur hidup karena di kira kelompok bandit.
dan anak yang lainnya yg belajar ark. kejatohan meteor raksasa. daerah tempat mereka belajar dan jauh di sekitarnya hancur tak bersisa, termasuk mereka.
'tamat'
sebenernya ada rencana buat bikin yg lain n masi dalam proses.
hive yang BARU mungkin bakal di post lg kalo udah nyenggol 1 jilid.
terimakasih semua yg sudah menyaksikan tempat aneh ini.
Selasa, 28 Agustus 2012
Pawn
tau pawn ga?
yap, itu salah satu bidak di catur, orang sini manggilnya pion.
yap, itu salah satu bidak di catur, orang sini manggilnya pion.
tau apa spesialnya pion?
sebenernya pion itu lebih hebat n cerdik dari pada bidak catur yang lain. kenapa?.
1. pion itu jalannya maju lurus kedepan, dan serangannya menyamping. cerdik. karena pion tau, kalau sebenarnya dia gak tangguh dan dia gak akan menang kalau nyerang langsung dari arah depan. maka dari itu dia nyari arah serangan yang memungkinkan buat ngalahin musuhnya, yaitu dari samping.
selain itu serangan dari samping berguna buat ngelindungin temen temen seperjuangannya di garis depan. coba kalo dia nyerang langsung lurus ke depan, kemungkinan buat bisa ngelidungin temen yang ada di sampingnya bakal makin kecil.
kenapa juga dia gak nyerang horizontal?, toh itu nyamping juga. karena.. dia ingin menyerang sambil terus maju terus ke depan.
2. pion itu bidak yang paling berjasa untuk memulai perang. nembus pertahanan musuh dengan mengorbankan beberapa dari mereka. hebat. gak ada bidak lain yang seberani ini. bahkan knight / kuda sekalipun ragu buat langsung maju ke depan.
3. pion itu sebenarnya kuat. pernah majuin pion sampai garis akhir. apa yang terjadi?, dia bisa berubah jadi apapun. bakhan bidak paling tangguh di medan. Queen / Ster.
kita itu harus bisa hidup seperti pion. berjuang sampai akhir hinga bisa menikmati berjayanya hidup sebagai Queen atau yang lainnya.
emang si saya akui juga. lebih enak lagi kalo hidup sudah di awali dengan kejaya'an.
sebenernya masih banyak hal hal yang bisa di banggakan n di pelajari dari si pion. mungkin, buat PR para pembaca aja deh ya.
so, masih meragukan pion?
so, masih meragukan pion?
terimakasih... sudah bersudi membaca tulisan tak berarti saya ini.
salam, saya Pawn dari perkumpulan HIVE.
Minggu, 05 Agustus 2012
Chapter 4
Kota teluk naga 06.32
Jiyuu telah sampai di pinggiran kota teluk naga. Kota ini memiliki
jumlah populasi yang cukup banyak untuk ukuran kota yang tidak terlalu besar.
Itu karena kota ini adalah salah satu tempat wisata yang ada di gracia.
Jiyuu yang berjalan menuju ke kota ini akhirnya sampai di
alun – alun kota teluk naga ‘hosh hosh… hargh…. Cape’ ucap jiyuu yang kelelahan
setelah berjalan jauh.
Tepat di tengah alun – alun kota teluk naga terdapat air
mancur yang sangat indah. bangunan yang terbuat dari lapisan batu trasparan
membuat air yang ada di dalamnya seperti terbang, terlebih lagi cahaya matahari
yang di pantulkan oleh air membuatnya berkilauan. Selain itu, ada patung ukiran
berbentuk naga yang melingkar hingga menuju puncak dan ada sungai kecil yang
jernih mengalir di dalam kota. Air itu berasal dari air mancur yang di alirkan
ke seluruh kota.
Air mancur itu terbentuk dengan sendirinya karena proses
alam yang membuat air menyembur dari dalam tanah.
‘hee.. kota ini bener
– bener keren…..’ seru jiyuu yang terkagum melihat air mancur di alun – alun
kota teluk naga. Setelah ia puas mengamati air mancur ia penasaran dan
menelusuri alur sungai kecil dari monumen kota itu. Ia terus mengikuti alur
sambil berlari – lari kecil.
Semua keindahan di kota ini membuatnya lupa akan tujuannya
yang sebenarnya untuk mencari kendaraan yang dapat membawanya pergi ke tempat
di nama Rin, orang yang dapat membantunya itu berada.
Di tengah penelusurannya itu, ia sampai di lokasi sisi kota
yang sangat sepi dari keberadaan orang – orang. kemudian ia tersadar kalau hanya
dia sendiri yang ada di wilayah itu. Dia terus berjalan mengikuti alur sungai
sambil memperhatikan sekelilingnya. Tak lama ia berjalan dari tempat tadi,
ternyata dia sudah berada di luar daerah kota. Dan yang ada di hadapannya
hanyalah tanah kosong yang sangat luas… di tumbuhi rumput hijau yang subur dan
beberapa pohon yang berdiri. di tengah semua itu di balik pepohonan, ada danau
yang juga luas. ‘hoo.. ternyata air ini mengalir sampai danau di sebelah sana’
pikir jiyuu dalam hati.
Jiyuu berfikir untuk melihat – lihat sebentar ke danau itu,
dan akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju kesana. Sesampainya di pinggiran danau
dia menghirup nafas dalam – dalam, menikmati pemandangan yang ada. Ia terlihat
sangat senang, ia melemparkan batu – batu ke danau dan membuat lompatan –
lompatan pada batu yang di lemparkannya.
Tapi, saat dia melempar batu untuk yang ke sekian kalinya,
ia melihat dari kejauhan ada sebuah dermaga kecil dan ada beberapa orang yang
terlihat di sana. Ia berlari mendekat ke dermaga untuk melihat lebih jelas.
Tepat di ujung jembatan ada seorang anak kecil bersama dengan 3 orang dewasa
lainnya. tampaknya anak tersebut sedang dalam masalah.
Jiyuu bersembunyi di balik tumpukan papan yang ada di sana
dan menguping pembicaraan mereka. ‘sepertinya barang – barang ini akan berharga
mahal’ ucap salah seorang dari tiga berandalan itu ‘hoi.. ayo serahkan yang
lainnya lagi’ teriak orang yang lainnya. anak kecil itu menangis ketakutan
sambil di pegang oleh berandal lainnya agar dia tidak bisa melarikan diri.
‘ah sial, seharusnya aku tidak mendekat ke tempat ini’ pikir
jiyuu. Tapi itu sudah terlambat, karena ia sudah terjebak dan tidak bisa
keluar, jika dia berlari menjauh dia akan menampakkan dirinya sendiri dan akan
ikut terlibat dalam masalah.
Karena gugup, tangan jiyuu menyenggol papan yang tergeletak
miring di sampingnya hingga papan itu jatuh. “Brak..!”. suara itu membuat
ketiga berandal yang mendengar suara gaduh itu curiga, dan menyadari pasti ada
seseorang yang sedang bersembunyi di balik tumpukan papan.
‘Hoi..!, siapa disana!’ teriak salah seorang dari berandal.
Jiyuu tetap diam di tempatnya berusaha membuat mereka percaya kalau tidak ada
orang di sana. Tetapi berandal itu tetap saja mengira kalau di sana pasti ada
seseorang. Salah seorang dari mereka memerintahkan temannya berjalan untuk
memastikan, “dap, dap, dap” suara langkah kaki pria yang berjalan di atas
jembatan kayu itu terdengar nyaring. Suara itu semakin mendekat, jiyuu sangat
gugup hingga ia sudah tidak bisa berfikir cara lain untuk kabur. ‘ah sialan.
Apa boleh buat’ pikirnya putus asa tidak ada cara lain.
Dengan segera jiyuu menampakkan dirinya dari persembunyian.
Ia berdiri menatap mereka dengan tajam sambil mengepalkan kedua tangannya.
Sebenarnya dia sangat takut untuk menghadapi mereka, tetapi apa boleh buat
pikirnya. ‘hahaha… ternyata bocah lainnya’ tawa berandalan itu, di ikuti dengan
suara tawa dari yang lainnya. ‘hei bocah, ada perlu apa kau kemari’ ujar salah
seorang berandal. Jiyuu diam saja, dan semakin kencang mengepalkan tangannya.
Lalu berandal tadi berjalan mendekat, jiyuu panik melihat salah satu berandal
itu mendekat. ‘Haaa……!’ dengan gegabah ia segera berlari menuju berandal dan
melepaskan pukulan sekuat tenaga “wut”. Tetapi pukulannya dapat di hindari
dengan mudah oleh pria berandal tadi, ia menghindar ke sisi kiri jiyuu dan
melakukan tendangan kencang pada jiyuu.
“Buagh” tendangan tadi dengan telak mengenai bagian perut jiyuu ‘hoak..’ jiyuu
memuntahkan cairan dari mulutnya, dan dia pun terpental kearah berandal
lainnya.
Jiyuu terkapar persis di depan anak kecil tadi, dan itu
membuat anak itu menjadi semakin takut. ‘hahaha… kamu lihat kan. Inilah
akibatnya jika berani menantang kami’ seru orang yang memegangi tangan anak
kecil itu. Orang yang menendang jiyuu mulai mendekatinya lagi dan mencengkram
pakaian yang di pakai jiyuu ‘hei bocah, sepertinya kau itu anak miskin ya’
ucapnya persis di depan jiyuu. Memang pakaian yang di kenakan jiyuu sudah
sangat lusuh karena dia berjalan menusuri hutan dan tidur di atas tanah, dan itu
membuat penampilannya sangat kumuh.
Jiyuu berusaha berdiri, walau sedikit terhuyung – huyung. Ia
menepis tangan yang mencengkram kerah bajunya dan terus memandang tejam ke
wajah pria yang menendangnya. Pakaian yang di pakai jiyuu menjadi longgar
karena cengkraman pria tadi, hingga kalung yang di pakai jiyuu terlihat
olehnya. Pria itu pun langsung meraih kalung yang di kenakan jiyuu, dan
menariknya dengan paksa. ‘Hoi.! Kembalikan.!’ Teriak jiyuu, tetapi pria itu
tidak memperdulikannya dan sibuk memperhatikan kalung yang di miliki jiyuu. ‘oi
kawan, kita punya barang tambahan lagi’ ujarnya pada teman temannya ‘ho,
beruntung sekali’ sahut salah satu temannya. Jiyuu terlihat makin kesal dengan
apa yang di lakukan oleh pria itu. ‘hei, bocah sepertinya orang tuamu itu sangat tolol ya, memberikan benda
berharga seperti ini kepadamu’ ucapnya. Seketika raut wajah jiyuu berubah,
matanya semakin tajam dan pupil matanya mengecil. Ada angin yang berhembus dari
arah jiyuu, ia merebut kalungnya dengan cepat dan menghantamkan bilah besi ke
wajah pria tadi dengan amat sangat keras “Buagh!”. Salah seorang berandal
melihat ke tangannya, dan bilah besi yang tadi di genggamnya sudah tidak ada. ‘a..apa!,
tidak mungkin’ ujarnya terkejut. Sejumlah darah tersembur dari wajah dan mulut
pria yang di hantam oleh jiyuu, lalu ia jatuh tersungkur tidak sadarkan diri.
‘Hoi…!, berengsek!’ teriak salah seorang berandal. teman pria tadi mulai
membalas menyerang jiyuu.
Akhirnya mereka berdua pun mengeroyok jiyuu. Sebenarnya
jiyuu tidak cukup kuat untuk melawan mereka semua sendirian, tetapi jiyuu sudah
tidak perduli lagi, dan terus menerus menyerang mereka, mengayunkan bilah
besinya secara membabi buta.
Kedua berandal tadi sudah babak belur, terkena sabetan –
sabetan yang di lancarkan jiyuu. Begitu pula dengan jiyuu, wajahnya sudah lebam
terkena pukulan mereka, tetapi ia masih terus berusaha berdiri.
‘Berhenti kalian.!’ Terdengar suara teriakan seseorang dari
kejauhan. Kedua berandal tadi menoleh kearah datangnya suara dan melihat banyak
pengawal kota berlari menuju mereka. ‘ah sial, kita harus pergi’ ujar salah
satu berandal pada temannya. Jiyuu yang melihat kesempatan langsung melompat
dan mengarahkan pukulannya kearah berandal itu, berandal itu menyadarinya
tetapi ia terlalu lambat untuk menghindari serangan tiba – tiba yang di lakukan
jiyuu dan bilah besi tadi akhirnya menghantam leher bekalang berandal tadi dan
membuatnya terjatuh. Berandal lain yang melihatnya langsung berusaha melarikan
diri menuju kedalam air, tetapi kakinya tertahan oleh anak kecil yang tadi
bersama mereka. Walaupun begitu, dengan mudah dia dapat melepaskannya dengan
mengayunkan kakinya, dan membuat anak kecil itu melepaskan genggamannya. Tetapi
sekali lagi, kaki kirinya tertahan. Kali ini jiyuu yang menahan kakinya agar dia
tidak bisa lari. Pria itu pun makin kesal, dan menendang jiyuu dengan kaki
kanannya yang bebas sekuat tenaga, dan genggaman jiyuu pun terlepas, dan ia
tersungkur. Pria tadi akhirnya bisa bebas dan terjun ke danau.
Pengawal yang terdekat pun menyusulnya dan ikut terjun ke
danau untuk mengejar pria yang kabur itu. Pria yang lain masih pingsan, dan
yang satu lagi menyerah karena sudah tidak dapat bergerak lagi. Anak kecil tadi
merangkan mendekati jiyuu yang meringkuk diam, ‘uhuk,.. uhuk..!’ jiyuu batuk –
batuk setelah menerima tendangan yang sangat kencang tadi. Mulutnya terbuka dan
ada cairan bercampur darah yang keluar dari dalam, matanya sayu memandangi anak
kecil yang ada di hadapannya. Para penjaga mulai memenuhi tempat itu, dan salah
seorang dari mereka mendekat, ‘nona, apa anda baik – baik saja’ ucapnya. ‘aku
laki – laki, kenapa kau panggil nona’ pikir jiyuu, yang pandangannya makin
buram. Tak lama ia pun sudah tidak sadarkan diri.
kejadian lain di bagian atas sana.
Jiyuu menampakkan dirinya dari tempat
persembunyiannya dan berdiri mengharapi mereka dengan bergetar.
Dia melihat kearah mereka, salah seorang berandal
sedang memukul – mukul jembatan kayu dengan sebilah tongkat dan menghasilkan
suara seperti orang sedang berjalan di atas jembatan kayu itu.
‘Hoi..!!! sialan…!!!! Jadi itu cuma tongkat yang
di getok – getok..!!!! Kampret..!!! gue pikir loe beneran jalan kesini’
~Tapi ini gak di tulis karena kata yang lain, ini jadi komedi, dan kita
gak pernah lucu kalo bikin cerita komedi~
Chapter 3,5
Sementara itu di dalam terowongan kakek dan imam terus mencari
jiyuu. ‘Mam, kamu tunggu di sini, kakek mau ke arah sana. Agak berbahaya jadi
lebih baik kau tidak usah ikut.’ ‘hm’ Imam mengangguk tanda mengerti. Kakek pun
menjauh dan semakin tidak terlihat. Imam yang sendirian bingung, ia harus
melakukan apa. Tak lama ia mendengar sesuatu yang mencurigakan.
‘oi, ada orang di sana..’ seperti itulah kira kira suara
yang di dengar Imam. Karena curiga, ia mendekati suara itu. Semakin dekat ia
menuju asal suara tadi semakin terlihat cahaya yang muncul dari bawah tanah. Ia
ingat apa yang di katakana kakek ‘jangan menuju ke arah cahaya’, tapi karena ia
penasaran, ia terus meneruskan langkahnya. Cahaya makin jelas, yang ternyata
berasal dari tanah yang membelah, jaraknya cukup dalam dan ada air yang
mengalir di bawah sana. ‘o, kau jiyuu kan’ ucap Imam, ‘ya, ini aku’ jawab
Jiyuu. Ternyata jiyuu terperosok ke dalam celah dan sedang bertahan agar tidak
jatuh dengan berpegangan pada tanaman rambat.
‘cepat bantu aku naik’ ucap Jiyuu ‘tidak usah kau pinta pun
akan kubantu’ balas Imam. Imam menarik tanaman rambat yang di pegang Jiyuu dan
barhasil menariknya naik. ‘terimakasih’ ucap Jiyuu yang agak malu mengatakannya
‘ya’ jawab Imam. Jiyuu pun bangun, mengambil potongan kayu di dekatnya begitu
juga Imam yang berdiri untuk menunjukkan jalan keluar. ‘hoy, keapa tidak teriak
meminta tolong saja tadi’ Tanya Imam ‘he?, itu memalukan’ jawab Jiyuu
‘memalukan apa, jika kau diam saja, kau bisa mati jatuh ke celah tadi!’ teriak
Imam ‘Berisik’ balas Jiyuu dengan nada kesal ‘apa!’ bentak Imam dengan nada
marah, dia berbalik kea rah Jiyuu di belakangnya dan #bet..! Jiyuu mengayunkan
tongkatnya ke depan, Imam segera melindungi wajahnya dengan tangan. #Bugh.!.
se’ekor ular terpental membentur dinding tanah. ‘jangan melihat kebelakang saat
sedang berjalan’ ucap jiyuu. Imam kaget, ia pikir jiyuu akan memukulnya dengan
kayu, tapi ternyata ia memukul ular yang bergantung di atas kepalanya dan siap
menyerang. ia melihat ke arah ular yang menggeliat menjauhinya, dan menurunkan
tangannya. Ia masih berdiri terpaku. ‘Hoi, cepat pimpin jalan agar cepat bisa
keluar’ ucap Jiyuu kembali ‘o.., ok’. Di persimpangan mereka bertemu dengan
kakek yang masih sibuk mencari. ‘hee.. kalian ternyata di sini’ ucapnya ‘aduh…
kakek mencari kalian..’ lanjut kakek ‘sudah kek, ayo kita keluar’ potong jiyuu
‘ya, baiklah’. Merekapun berjalan keluar terowongan.
‘huaaahh… akhirnya keluar juga’ ucap jiyuu lega. ‘em..
terimakasih’ ucap Imam pada Jiyuu. ‘ha?’ ‘i.iya’ ‘hoo.. tidak perlu. Kau juga sudah
membantuku kan’ balas Jiyuu. ‘ngomong – ngomong kakek, tidak apa Vicky kita
tinggal’ lanjut jiyuu menanyakan tentang Vicky kepada kakek ‘hm.. Vicky
sepertinya baik baik saja’ jawab kakek ‘bukan itu.. maksudku..’ ucapan jiyuu
terhenti saat seseorang berteriak memanggil mereka dari kejauhan ‘HOI..!!!,
HOI!!!...’ ternyata itu Hiero dari bawah pohon rindang ‘hahaha… HOI…!!!, lihat
lihat.. Vicky sudah sembuh total..’ lanjutnya. ‘he..!?, yang benar saja’ seru
Jiyuu. Bukan hanya sembuh, tangan Vicky yang kemarin sudah hilang sekarang
kembali.. ‘kakek, ini bohong kan’ ucap Imam. ‘haha.. seperti yang kalian lihat’
jawab kakek. ‘kakek.. terimakasih telah menyembuhkan teman kami…’ ucap anak –
anak ‘terimakasih kek’ tambah Vicky. Mereka semua berterimakasih pada kakek
Jousar. ‘sudah – sudah, berterimakasihlah pada dirimu sendiri.. ini juga
berkatmu, vicky’ ucap kakek. ‘apa yang terjadi hingga tanganmu kembali seperti
semula?’ ‘entah, aku terbangun dan tiba – tiba aku ada di sini dan tanganku
kembali’ ‘berarti kau berada di sini sejak semalam’ blab la bla
dalam hati, kakek berfikir ‘anak ini, memiliki ark langka.
Ark suci yang membuatnya memiliki kemampuan pemulihan yang sangat kuat.
Bersukur hingga pohon tua ini bisa berfungsi dengan maksimal’. ‘hmm.. maksud
kakek’ Tanya Vicky yang membuat kakek terbangun dari lamunannya. ‘ya. Ark
milikmu yang telah banyak membantu’ jawab kakek. ‘mm?, aku masih belum
mengerti’. ‘iya kek, kami juga ingin tau kenapa Vicky bisa sembuh seperti
semula’ seru Hiero. ‘itulah kenapa kakek membawa kalian kesini. Di sini..
adalah tempat yang sangat special. Banyak orang mencari keberadaan tempat ini
demi kepentingan mereka. Kalian tau, ini pohon apa.’ ‘ha, pohon apa memangnya
kek’ ‘ini adalah pohon kehidupan, ya… kira – kira sperti itulah anggapan bangsa
elf pada masa itu. Pohon ini sangat membantu untuk meningkatkan tingkat
kemampuan ark.’ ‘jadi pohon ini meningkatkan ark kakek untuk menyembuhkan
Vicky.’ ‘T..tunggu dulu kek. Kakek bilang elf?, jadi bangsa elf itu benar –
benar ada?’ ‘tentu saja mereka ada, karena merekalah kita manusia bisa
menggunakan ark’ ‘maksud kakek, apa manusia belajar dari para elf.. Hebat’ ‘ya,
tetapi ketamakan manusia telah merubah semuanya. Mereka menghianati kepercayaan
bangsa elf, dan berbalik menyerang mereka’ ‘kek…’ rika menarik – narik baju
yang di kenakan kakek, bermaksud untuk menghentikan kakek bercerita lebih
lanjut tentang bangsa elf. Kakek yang mengerti akan maksud rika, iapun segera
berhenti bercerita.
‘Oh iya, jadi. Apa kalian masih tertarik belajar ark?’
‘sangat’ jawab jiyuu ‘yooo…’ jawab Hiero ‘iya kakek’ jawab Imam ‘terserah deh’ jawab Randy. Dan Rika dan
Vicky hanya tersenyum mendengar jawaban mereka semua. ‘sebelum kalian belajar,
sebelumnya kalian harus menemukan apa jenis ark kalian. Ini, terima’ kakek
memberikan masing – masing dari mereka sebuah batu berwarna putih bening.
‘untuk apa batu seperti ini kek?’ Tanya hiero ‘untuk di gunakan seperti ini’
jawab Randy. Dia melemparkan batu itu dan *bletak..!! batunya mengenai kepala
Hiero. ‘Sialan..!!’. ‘bukan – bukan, bukan begitu fungsi dari batu ini’ #Randy
mengambil kembali batunya ‘mereka akan memberitahu apa jenis ark kalian’ jelas
kakek. ‘dengar kan, aku ini pengendali batu’ selak randy ‘batu kepalamu!’ hiero
membalas melempar batu kea rah randy. ‘hooo… jadi mereka pengendali batu ya’
ucap imam kagum. ‘huff.., sepertinya teman kita yang satu ini yang harus di
lempar’ ucap randy kesal.
Akhirnya mereka saling lempar melempar batu.
‘oe.. oE.. OE…!.’ Anak – anak tidak mau mendengarkan ‘baik
kakek pulang jika kalian terus seperti ini’ seru kakek. ‘TUNGGU…!!’ jawab
mereka serentak dengan kepala bercucuran darah, Kakek pun menoleh dan
menghentikan langkahnya. ‘haduh… kalian ini seperti anak – anak’ ucap Rika ‘dan
kau seperti bayi’ balas randy ‘APA..!’.
Perang batu level 2 dimulai kembali. Akhirnya kakek dan
Vicky menjewer telinga mereka semua. Asal tahu saja, ukuran badan Vicky lebih
besar dari pada yang lainnya.
‘awawawawaw… ‘ teriak Randy kesakitan ‘ampun ampun kek…
mereka duluan yang mulai..’ ucap Rika membela diri. ‘kalian semua salah, jadi
kalian harus mendapat hukuman’ Seru Vicky.
Karena tidak ingin di jewer lagi, akhirnya mereka mau
menurut dan diam. Karena semuanya sudah mulai tenang, kakek melanjutkan lagi
penjelasannya. ‘semuanya dengarkan. Genggam batu kalian erat – erat, dan
rasakan energi di sekitar kalian. Rasakan terus hingga energi itu menjadi
semakin jelas.. dan arahkan semua energi yang kalian ke tangan yang menggenggam
batu’. Mereka semua terdiam, berkonsentrasi merasakan energy yang ada di
sekitar mereka, masing masing merasakan seperti sesuatu yang mengalir, dan
dingin, juga ada yang merasakan hembusan angina yang kuat. Serta cahaya yang
sangat terang, walaupun sedang memejamkan mata.
Tak lama setelah itu, kakek berkata. ‘sekarang, lepaskan
perlahan genggaman pada batu kalian, dan lihat apa yang terjadi’. Mereka semua
takjub dengan apa yang telah mereka lihat ‘wahh… kakek..!, di batuku ada airnya
…’ seru Hiero ‘apa ini, retakan yang bergerak’ ucap randy (sebenarnya itu
seperti arus listrik yang biasa ada di bola crystal), sedangkan Vicky diam saja
terkagum melihat batunya yang bersinar.
‘kakek.. batuku tidak berubah.’ Tanya Imam. ‘coba kakek
lihat’. Kakek memperhatikan batu itu dengan serius, wajahnya mengerut walaupun
memang sudah mengkerut.
Tak lama kemudian kakek memukulkan batu itu di kepala imam,
*tuk. ‘aduh, sakit kek’ ‘makanya perhatikan baik – baik… lihat, ada udara yang
berputar di dalam. ‘oh iya ada. Hehehe..’
Di lain tempat rika dan jiyuu berbisik membicarakan sesuatu ‘Oi
rika, kenapa batu kita juga enggak berubah?’ Tanya jiyuu ke rika, ‘entah aku
gak tau’ ‘kamu kan cucunya kakek..’ ‘emangnya kalo cucu kakek tau semuanya, aku
juga baru pertama kali di ajarin ark’ ‘ya udah, sana coba kamu tanyain’ ‘gak.!,
aku gak mau di pentung pake batu’ ‘hezz… yasudah, apa boleh buat kalau begitu.
Ayo mam, berjuang sekali lagi’ ucap jiyuu menyemangati imam ‘hah? Maksudmu’
perdebatan pun semakin sengit, randy yang memperhatikan pun akhirnya membongkar
rahasia mereka pada kakek.
‘kakek, anak – anak yang di sebelah sana kayaknya nggak bisa
liat batunya sendiri’ ‘maksudmu, rika dan yang lainnya itu’ ‘yap. Kalo kakek
mau, aku pinjamkan batuku dengan senang hati’ aura kejam muncul di sekitar
randy.’ ‘tidak usah, kakek punya balok kayu yang besar’. Kakek pun berjalan
mendekati kerumunan bocah berisik dengan membawa balok kayu.
‘hei anak – anak, ada apa.’ Sapa kakek yang tiba – tiba
muncul di belakang mereka dengan wajah tersenyum sinis. ‘eh kakek’ ‘kami..
kami.. kami lagi mamerin batu kami kek’ ‘oh.. boleh kakek lihat’ ‘…..’ ‘Coba
kemarikan batumu Jiyuu’ ‘g.. gak bisa kek, imam mau pinjam batunya’ ‘loh kok
aku’ Jiyuu memberi pandangan tajam ke Imam. ‘kalo begitu, kakek pinjam punya
Rika saja’ ‘eh.. e.. enu kek, batunya.…’ ‘kami tidak mau pinjam’ ucap Vicky
Imam dan Jiyuu serentak. ‘eehhh…!, jahat. Yasudah kek, ini’ Rika memberikan
batunya ke tangan kakek ’ hmm… sepertinya kamu tidak bisa menjadi pengguna ark’
‘apa benar kek?’ ‘ya, batumu tidak berubah sedikitpun. Itu berarti jenis mana
yang kamu punya tidak bisa menghasilkan ark atau malah kamu sama sekali tidak
memiliki mana’ ‘oh.. jadi begitu. Suyukurlah..’ ‘oi.! Kenapa malah bersyukur’
‘hehe.. habis…’ ‘kakek, kalo punyaku bagaimana’ Jiyuu langsung merebut batunya
dari tangan imam. jousar yang melihat batu
dengan seksama, raut wajahnya sempat berubah serius untuk beberapa saat.
‘sepertinya juga begitu’ ‘tidak mungkin
kek, coba periksa sekali lagi’ ‘tidak ada yang berubah…’ ‘ayolah kek.. periksa
lagi’ ‘sudah kakek bilang tidak ada yang berubah..!, kamu bukanlah pengguna
ark!!’ teriak kakek membentak jiyuu karena tidak percaya dengan kata – kata
kakek. Setelah kakek berteriak, jiyuu terdiam memandangi batunya yang sama
sekali tidak berubah. Kesempatan dan harapan yang selama ini di tunggunya
musnah begitu saja. ‘aku.. aku bukanlah seorang pengguna ark, aku hanyalah
manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan apapun. Manusia yang tidak berguna’
pikir jiyuu
‘Semua sampah ini tidak berguna!!!!’ jiyuu melempar batunya
jauh – jauh dan berlari menjauh dari mereka semua. ‘Ji..!’ imam hendak mengejar
jiyuu, tapi tertahan oleh kakek ‘sudah, biarkan dia dulu. Kalian bisa
membantunya dengan cara lain’.
Dia terus berlari dan
berlari menuju hutan yang dalam, sesekali dia terjatuh karena tersandung akar
akar pohon yang menimbul dari dalam tanah. Terlihat airmatanya mengalir deras. ia
berlari sangat jauh hungga sampai di sebuah air terjun yang sangat tinggi.
‘HUAAAAAAAAAA….!!!!!’ ‘SIALAAN..!!. Jiyuu berteriak sekuat tenaga, walaupun
teriakannya tersaingi suara derasnya air yang jatuh dari ketinggian yang sangat
tinggi.
Malampun datang, kakek Jousar dan yang lain sudah berada di
rumah menunggu Jiyuu pulang. ‘kakek.. boleh kita makan duluan..’ Tanya randy
‘sebentar, kita tunggu jiyuu pulang sebentar lagi’ ‘ahh.. paling dia sudah mati
di tengah hutan sana kek’ ucap randy. Rika yang duduk di antara mereka melirik
pada Randy dengan pandangan sinis. ‘Kamu itu manusia macam apa si. Manusia enggak
berperasaan’ ‘sepertinya itu lebih baik dari orang kerdil’ ‘aaah.. Randy Bego!’
teriak rika, dia melemparkan sendok ke wajah Randy, dan pergi menuju kamarnya.
Tapi sebelum ia sampai di pintu kamarnya Jiyuu muncul membuka pintu rumah dan
memandangi mereka dengan seluruh badan yang basah kuyup. ‘jiyuu’ panggil rika ‘jiyuu
kau dari mana saja’ lanjutnya. ‘akhirnya si sumber masalah datang juga’ ‘Woi!’
‘jiyuu ayo kita makan, kita nungguin kamu dari tadi’ ucap Vicky. Jiyuu hanya
diam saja, dia tidak membalas satupun perkataan teman - temannya itu. Dia pergi
kekamarnya menuju meja di kamarnya dan mengambil kalung miliknya. Dia
memandangi seluruh ruangan kamar, dan kembali melangkah keluar dari kamar.
‘hei, kenapa kau’ Tanya Hiero. ‘semuanya terimakasih’ hanya itu yang keluar
dari mulut Jiyuu. Setelah ia berkata
seperti itu ia pergi keluar meninggalkan mereka. Hiero segera berlari
menghalangi jalan jiyuu ‘woi, kalo elu berani ngelewatin gue, gue hajar loe’
mendengar itu jiyuu hanya tersenyum dan melewati Hiero, Hiero yang hendak
memukul jiyuu lalu menghentikan gerakannya. Akhirnya Jiyuu pun pergi menjauh
dari mereka semua.
‘kakek..’ mereka semua memandangi kakek rengan tatapan
memelas kecuali Randy. ‘baik, kakek keluar sebentar. Kalian jaga rumah ya’
kakek berjalan menuju arah dimana jiyuu pergi.
Jiyuu berjalan sendirian tidak tahu harus pergi kearah mana.
Di tengah jalannya itu seseorang hadir menyapanya. ‘hei’ ‘siapa kau’ perlahan
wajah orang itu terlihat sedikit demi sedikit. ‘k..kakek. ada apa kakek kesini.
Aku gak mau kembali ke tempat itu kek, percuma aku gak bisa ark, aku mau
berkelana saja’ ‘hmm.. jadi begitu. Kau hanya perlu bicara pada kakek, kakek
akan membantumu’ jiyuu memandangi wajah kakek dari bawah ‘kakek’ ‘kakek punya
teman yang bisa membantumu, dia bernama Rin dia tinggal di bagian barat daya
Kota Barat. Pergilah kesana dan bawa ini’ kakek memberikan sebuah kantung,
karena penasaran jiyuu membukanya dan ternyata yang ada di dalamnya adalah
sebuah batu bulat setebal dua jari yang sangat indah di dalamnya seperti ada
air berputar yang menyala dan sesekali muncul percikan bunga api atau listik.
Apa ini kek, itu batu milik yang lain, kakek menggabungnya menjadi satu,
perlihatkan ini pada Rin dan dia pasti mengerti. ‘terimakasih kek, aku akan
kesana’ jiyuu berlari meninggalkan kakek ‘hei tunggu’ ‘apa lagi kek’ kakek lalu
memegang pundak Jiyuu dan angina berhembus keluar meniup seluruh air yang
membasahi badan Jiyuu. Pakaian dan badan jiyuu kering dengan seketika ‘tidak
bagus kan jika kamu berjalan dalam keadaan basah kuyup begitu’ ‘hehehe..
terimakasih kek’ ‘yasudah silahkan berangkat’ ‘iya kek, tapi.. arah ke kota
barat kemana ya kek’ ‘jadi kamu masih belum tau ya.’ ‘hehehe.. iya kek’ ‘kamu
terus saja berjalan kearah selatan, sampai di Kota Teluk Naga dan kamu bisa
ikut kereta barang menuju Kota Barat. ‘hohoho.. baik kek, sampai jumpa..’.
Jiyuu pun berlari ke selatan seperti yang di tunjukkan Jousar. Dia sangat
bahagia, karena harapannya kembali muncul.
Rika dan yang lain masih menunggu kakek kembali, dan
berharap jiyuu bersamanya. Dan akhirnya kakek kembali anak – anak pun menyambut
kedatangannya.
‘loh kek, mana anak keras kepala tadi’ ucap randi. Kakek
menggelengkan kepalanya. ‘kakek…’ wajah anak lain sedih, sepertinya kakek tidak
berhasil membawa jiyuu kembali. ‘Yasudah kalian akan bertemu dengannya lagi
suatu hari nanti’.
Pernah kau melihatnya?. Seorang anak kecil yang di tinggal
ayah dan ibunya, berusaha mendapatkan kekuatan untuk membalaskan dendamnya dan
rela untuk menjalani hidup yang keras
“semoga
kita bertemu lagi. Jiyuu Rama”
Chapter 3
‘sebelumnya apa kalian tau bagaimana cara membuat jus
jeruk?’ ‘hm?, maksud kakek’ucap Imam heran, ia dan yang lain bingung dengan apa
yang di maksud oleh kakek. ‘meremas buah jeruk hingga sari – sarinya keluar
kan?’ lanjut Randy. ‘ya, itu cukup benar. Dan kira – kira seperti itulah ark.’
‘seperti itu apa kek, kami belum mengerti’ ‘jadi begini, Ark seperti halnya
membuat jus jeruk. kita meremas jeruk, menggunakan kekuatan otot untuk meremas
hingga menyebabkan jeruk mengeluarkan sari – sarinya. Membuat ark juga tidak
jauh berbeda dengan membuat jus jeruk itu. Untuk memunculkan atau
menggunakannya, kalian harus menggunakan kekuatan kalian untuk meremas dan
memunculkan ark. Hanya saja kekuatan yang kalian kerahkan bukan berasal dari
kekuatan otot, melainkan dari sumber lain… “Mana”, itulah sumber lain itu.
Kalian harus mengerahkan mana yang cukup untuk menghasilkan ark. Semakin besar
kekuatan mana yang kalian keluarkan, akan semakin kuat ark itu.
Ark terbagi dalam berbagai jenis, biasanya berbentuk Element
– element, seperti yang aku gunakan barusan. Jenis ark yang ku miliki adalah
Api. Dan ada jenis lain yang bisa di bentuknya seperti Air, Tanah, Udara. Ya..
elemen standar yang ada di dunia. Tetapi.. ada jenis ark yang lebih tinggi dari
ke lima elemen tadi, 4 element yang kakek sebutkan masuk ke dalam kategori ark
umum, sedangkan tingkatan yang lebih tinggi adalah Ark Dewa. Hanya ada dua
jenis ark Dewa, Berkah dan Kutukan. Keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing – masing.’ Jelas sang kakek ‘wow keren..’ ‘apa kakek bisa
yang lebih hebat lagi’ ‘ya mungkin, tapi.. seperti yang ku bilang sebelumnya,
itu semua terbatas oleh mana. dan semakin besar mana yang di miliki seseorang,
semakin besar pula ark yang dapat di gunakan’ ‘kakek, aku mau Tanya. apa ini bisa
di gunakan untuk bertarung kek’ Tanya Jiyuu ‘hmm.. sebenarnya bisa saja jika
pengguna ark memang ingin menggunakannya’. brakk!! tiba – tiba Jiyuu langsung
berdiri dari kursinya ia menatap sang kakek dan berkata ‘kalau begitu, kakek
tolong ajari kami ark’. ‘hahaha.. semangat sekali kau ini’
(DI PESAN) “seharusnya masih ada cerita di tengah sini, cuma
belom sempet di tulis”
‘Baik besok kakek akan mengajari kalian tentang arc,
sebelumnya habiskan makanan kalian dan tidur. Karna besok kalian akan menjalani
hari yang berat. Atau mungkin tidak’ ‘baik kek’. Saat mereka semua pergi ke
kamar Rika dan kakek melakukan pembicaraan ‘kek, apa mereka korban dari orang
itu’ ‘mungkin saja, kau tenang saja tidak usah merasa bersalah dengan kejadian
yang mereka alami’ ucap sang kakek untuk menghibur rika ‘sepertinya ini juga
waktumu untuk tidur kan, karna kakek juga meminta tolong padamu untuk membantu
merngurus mereka besok’ ‘baik kek’. Mereka semua pun akhirnya tertidur di malam
itu. Hanya kakek itu saja yang masih duduk sambil memandang langit – langit.
‘haruskah aku mengajari anak itu, semoga saja dia tidak
bersikap buruk pada akhirnya’ Seperti itulah yang di fikirkan oleh kakek
misterius ini. Tak lama ia pun memejamkan matanya dan mulai tertidur.
Ke’esokan paginya.
‘SEMUA BANGUUUUUNNN…!!!!!’ teriak kakek dari pintu kamar
mereka. ‘Waaaa..!!’ anak anak berteriak
kaget. ‘kakek sial, bisa tidak kau membangunkan kami dengan cara yang normal’
ucap hiero, ‘oh jadi kalian tidak ingin belajar ark?. Hm..’ ucapnya sambil
terkekeh sambil pergi meninggalkan ruangan. ‘kami mau.!’ Seru Jiyuu, dia segera
bangun karena khawatir dan menganggap temmpat itu cukup aman ia menaruh kalung
ibunya di atas meja di ruangan mereka dan lari mengejar kakek di susul dengan
Hiero yang juga berlari mengejar. ‘yaya..., semangat sekali’ ucap Randy
menggerutu ‘ayo mam’ lanjutnya. ‘ok’.
‘sebelum kalian belajar menggunakan ark, kakek akan mengajak
kalian ke sebuah tempat’ ucap kakek ‘apa kita akan ke tempat itu kek’ Tanya
Rika dengan semangat ‘ya kau benar Rika, kita akan pergi ke tempat itu’ ‘yey…
asik..’ ucap Rika kegirangan. ‘tempat itu, tempat apa ??’ pikir anak – anak
lain heran. Lalu mereka berangkat menuju tempat
itu mereka berjalan cukup jauh dari rumah si kakek, ‘hoi kakek.. sampai
kapan kita jalan…’ Tanya hiero ‘hm?, sebentar lagii..’ jawabnya. Tak lama
setelah itu langit tiba tiba mulai gelap dan tetesan air berjatuhan dari
langit. ‘wah, sial. turun hujan’ ucap Jiyuu ‘ho… pas sekali. mari kita
berteduh, sudah saatnya kita berhenti berjalan’ ‘jadi maksudmu sebentar lagi
itu ini ya kakek’ ucap hiero dengan nada kesal. ‘hohoho…’ tawa kakek. Mereka
berteduh di celah dinding tebing batu. ‘kakek, kami belum mengenal siapa kakek’
Tanya Imam ‘benar, dari kemarin malam kita bahkan tidak tau siapa kakek’ lanjut
Hiero ‘aku?, apakah itu penting untuk kalian’ Tanya kakek ‘sangat penting kek,
siapa tau kakek itu orang jahat yang memanfaatkan kami’ jelas Randy
‘hahahaha….’ Kakek itu tertawa lebar ‘baik – baik, namaku Den Jousar, dulu aku
adalah anggota dari 5 penjaga’ jawab kakek ‘5 penjaga, apa itu?’ ‘5 penjaga itu
organisasi yang bertindak di bawah wewenang kerajaan’ ‘kek, berarti kakek orang
hebat ya, kenapa kakek ada di sini?’ ‘itu, itu.. cerita yang panjang. Mungkin
kalian akan tau alasannya jika kalian sudah besar’.
‘Hoi.!, hujannya sudah berhenti.!’ Seru Jiyuu ‘oh ya, mari
kita lanjutkan lagi’ ‘baik kek’. Semua melajutkan lagi perjalanan mereka menuju
tempat yang di maksud kakek Den.
Mereka terus berjalan dan berjalan, menaiki dan menuruni
bukit, masuk ke sela celah tebing, dan beberapa kali mendaki jalan yang terjal.
Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah gua, atau mungkin terowongan di kaki
gunung.
‘kita akan masuk ke sini, sebaiknya kalian hati hati, jangan
mengikuti cahaya karena cahaya tidak selalu menuntuk kita ke jalan keluar.
jangan sampai terpisah. Mungkin kalian harus berpegangan tangan’ ucap kakek.
‘hoi Jiyuu, ayo pegang tanganku’ ucap Imam ‘cih’ balas jiyuu, dengan sikap
sombongnya ia mengacuhkan ajakan Imam dan tidak mau bergandengan dengannya.
Karena merasa niat baiknya tidak di perdulikan Imam pun kesal dan meninggalkan
Jiyuu di belakang ‘terserah kau saja’. Lalu kakek pun masuk ke dalam, di ikuti
Rika, Hiero dan yang lain.
Sekian menit pun berlalu, mereka akhirnya tiba di pintu
keluar. Pintu keluar tertutup tanaman rambat, jadi cahaya tidak bisa masuk ke
dalam. ‘woa….. keren banget tempat ini…’ seru Hiero ‘woi – woi, liat.’
Lanjutnya dan dia melompat ke kerumunan rumput tinggi, hingga rumput – rumput
itu berbekas membentuk dirinya ‘Hahahaha….’ Suara tawa riang anak anak. Tempat
ini berada di tengah kubah alami, bekas letusan gunung. Sehingga di dalam
sebuah gunung yang tinggi terdapat wilayah alami yang terlindungi. Hiero sibuk
berguling – guling, Rika yang bermain air di pinggiran sungai kecil, dan Randi
serta Imam berkeliling. ‘eit, tunggu dulu. Di mana jiyuu?’ Tanya kakek. ‘Imam,
bukankah dia di belakangmu?’ lanjutnya. ‘iya.. tapi..’ ‘yasudah kalau begitu,
kakek akan masuk lagi ke dalam. Kalian tunggu di sini’ kakek pun masuk kembali
ke dalam terowongan ‘tunggu kek..!, aku ikut’ teriak Imam mengikuti kakek masuk
ke dalam. ‘mungkin jiyuu mati di makan ular di dalam’ ucap Randy #jedug..!
‘aduh!’ teriak Randy kesakitan ‘Bodoh..!, bicaramu yang benar’ seru Rika yang
tadi memukul kepala Randy.
Langganan:
Postingan (Atom)